Custom Search

Wednesday, May 19, 2010

MODUL / PANEL SURYA (Solar Cell)

 

Pembangkit Listrik Tenaga Surya

PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) dirancang untuk dapat digunakan baik siang maupun malam, seperti layaknya listrik dari PLN. Listrik yang dihasilkan oleh modul surya akan disimpan didalam battery/Accu, sehingga listrik dapat diambil/digunakan kapan saja.

Plts Dapat Dimanfaatkan pada Waktu Musim Hujan/Mendung

Perancangan system PLTS telah memperhitungkan faktor cuaca sepanjang tahun, apabila digunakan sesuai dengan petunjuk pemakaiannya, maka PLTS akan dapat digunakan secara normal baik pada musim kemarau maupun pada musim hujan. Hal ini dimungkinkan karena ukuran modul surya dan battery/accu telah diperhitungkan dengan mempertimbangkan perubahan iklim sepanjang tahun dan besarnya kebutuhan listrik harian. Sehingga pada saat musim hujan listrik dalam battery pelan-pelan turun karena listrik yang dihasilkan modul surya cenderung lebih kecil dari pemakaian, sebaliknya pada musim kemarau listrik yang dihasilkan modul surya cenderung lebih besar dari pemakaian sehingga listrik dalam battery pelan-pelan penuh kembali. Meskipun hujan/mendung, PLTS masih tetap dapat menghasilkan listrik, selagi masih ada cahaya.

Perbedaan PLTS dan Solar Water Heater

PLTS yang dimaksud disini adalah Solar Photovoltaic, yang merubah cahaya matahari menjadi listrik. Tentu saja ini berbeda dengan solar water heater yang menyerap energi panas matahari untuk memanaskan air, yang masuk dalam kategori solar thermal. Oleh karenanya, apabila mendung, PLTS masih tetap dapat menghasilkan listrik sejauh masih ada cahaya, sedangkan solar water heater tidak dapat memanfaatkanya.

PLTS Ditinjau dari Harga

Dengan dilepasnya subsidi terhadap BBM, listrik PLTS sekarang sudah lebih ekonomis dibandingkan dengan listrik dari genset (diesel), atau jika dibandingkan dengan petromak sekalipun. Apalagi jika untuk di pedesaan atau daerah/pulau terpencil dimana harga BBM sangat mahal. Jika dibandingkan dengan tarif PLN, maka listrik dari PLTS memang masih relatif mahal, hal ini karena tarif PLN tidak ditentukan berdasarkan nilai ke-ekonomiannya dan untuk beberapa kelas konsumen masih mengandung subsidi dari pemerintah. Oleh karenanya PLTS banyak digunakan untuk daerah-daerah dimana pln belum masuk. Meskipun demikian, untuk beberapa daerah, PLN juga mulai menggunakan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya), yang dikombinasikan dengan genset, untuk mengurangi biaya operasional genset yang sangat mahal.

Kegunaan PLTS

PLTS pada prinsipnya adalah alat pencatu daya. Listrik yang dihasilkannya dapat digunakan untuk segala macam keperluan, mulai dari lampu penerangan, penyejuk ruangan, alat elektronik, bahkan untuk menggerakkan mobil/pesawat terbang/dan kapal fery.

PLTS Hanya Cocok Untuk Daerah Terpencil

PLTS dapat dimanfaatkan dimana saja selama ada cahaya matahari, baik untuk daerah terpencil maupun perkotaan, bahkan sampai di luar angkasa (untuk satelit). Penggunaan di daerah terpencil, saat ini masih mendominasi karena di daerah terpencil tidak ada pilihan lain selain dengan PLTS. Belakangan ini di Indonesia PLTS mulai banyak dimanfaatkan di perkotaan/gedung-gedung, baik karena alasan teknologi yang ramah lingkungan, maupun alasan teknis seperti untuk back up jika terkena giliran pemadaman, maupun untuk meningkatkan kualitas listrik.

PLTS Bisa Menghasilkan Listrik AC (Alternating Current, Arus Bolak-Balik)

Listrik yang dihasilkan oleh modul surya adalah listrik DC (Direct Current, Arus Searah), apabila dibutuhkan listrik AC maka system PLTS harus dilengkapi dengan Inverter (Pengubah Arus Dc ke Ac). (lihat gambar 2)

PLTS Digunakan Untuk Kebutuhan Listrik Besar

Di Indonesia PLTS sebagian besar masih digunakan untuk system kecil, 50-100Wp. Penggunaan dengan kapasitas besar mulai dilakukan sejak tahun 2000an, dimana PLTS digunakan dengan kombinasi genset (hybrid) maupun untuk grid connected di beberapa gedung di jakarta. Untuk hybrid kapasitas s/d 100 kW mulai banyak digunakan. System PLTS terbesar didunia saat ini adalah 6MW yang dipasang di Jerman.

Pengertian Otonomy Days (OD)

OD (Otonomy Days) adalah jumlah hari tanpa matahari. Ini menunjukkan jumlah hari dimana system PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)dapat terus bertahan (mensuplai listrik) meskipun tanpa ada sinar matahari sama sekali. Oleh karenanya OD juga menunjukkan tingkat reliability dari system PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)tsb. OD harus ditentukan pada waktu system dirancang, karena kebutuhan OD berbeda untuk setiap keperluan, dan akan menentukan kapasitas peralatan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) yang dipakai. Semakin besar OD maka system PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)nya akan semakin mahal, tetapi juga akan makin reliable. OD untuk system PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) yang digunakan untuk lighting (lampu penerangan), biasanya ditetapkan 3 hari, tetapi pada system PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)untuk telekomunikasi paling tidak 7 hari, hal ini karena pada system lighting kalaupun probability tidak ada matahari selama 3 hari tercapai, tingkat kerugian yang diderita tidak terlalu besar, beda halnya dengan system telekomunikasi maka kerugian tidak dapat menjual pulsa bisa sangat besar, oleh karenanya perusahaan telekomunikasi lebih suka menetapkan OD tinggi, meskipun harga systemnya menjadi relatif lebih mahal, daripada beresiko kehilangan pendapatan.



No comments:

Oil & Gas Journal - Online Articles in General Interest

.: Sulawesi Tenggara ->Selamat Datang di Sulawesi Tenggara... :.