Pulau Kabaena menyimpan Jutaan kekayaan alam, obyek wisata yang Indah, lahan pertanian yang luas, perikanan dengan jenis ikan yang variatif, peternakan dan UKM, kekayaan tersebut bila pemerintah mampu mengatur dengan serius, teliti dan tepat sasaran maka pulau ini merupakan pulau yang sangat syarat untuk mampu mensejahterakan masyarakatnya.
Pulau Kabaena secara geografis terletak antara 121˚ 45’ 32” BT - 121˚ 57’ 0” BT dan 5˚ 2’ 24” LS, Kabaena Timur secara geografis terletak antara 122˚ 55’ 40” BT - 122˚ 8’0” BT dan 5˚ 2’ 24” LS-5˚ 30’ 32” LS, termasuk dalam wilayah Administratif Kabupaten Bombana dengan Ibukota Teomokole dan Dongkala ( disadur dari Kabupaten Bombana Dalam Angka).
Hidrologi
Sungai yang ada dipulau kabaena adalah sungai “Intermitten” atau sungai yang debit airnya tergantung pada curah hujan dengan kata lain sungai tersebut akan kering pada musim kemarau. Sungai tersebut banyak terdapat di Batuawu, Teomokole, Tedubara, Pongkalaero dan Dongkala. Umunya mempunyai pola paralel, Sungai lain antara lain sungai Laanapo, S.Ngkalaero, S. Wawuuwa, S. Laapulu, S. Sangia. Sungai Laanggoma, S.Tawo, S.Kalimbungu, S. Dongkala, S. Sabonano, S. Va’ombu, S. Boloi’olo, S. Laampedoomi, S. Laampangi, Laamolea dan S. Laakambula, panjang sungai tersebut berkisar 3~20 Km. Sungai Lakambula adalah sungai utama yang banyak digunakan penduduk untuk keperluan air minun/keperluan sehari-hari.
Sungai yang ada dipulau kabaena adalah sungai “Intermitten” atau sungai yang debit airnya tergantung pada curah hujan dengan kata lain sungai tersebut akan kering pada musim kemarau. Sungai tersebut banyak terdapat di Batuawu, Teomokole, Tedubara, Pongkalaero dan Dongkala. Umunya mempunyai pola paralel, Sungai lain antara lain sungai Laanapo, S.Ngkalaero, S. Wawuuwa, S. Laapulu, S. Sangia. Sungai Laanggoma, S.Tawo, S.Kalimbungu, S. Dongkala, S. Sabonano, S. Va’ombu, S. Boloi’olo, S. Laampedoomi, S. Laampangi, Laamolea dan S. Laakambula, panjang sungai tersebut berkisar 3~20 Km. Sungai Lakambula adalah sungai utama yang banyak digunakan penduduk untuk keperluan air minun/keperluan sehari-hari.
Fisik
Keadaan musim di pulau ini tidak jauh beda dengan daerah lain di Indonesia yakni musim hujan terjadi antara bulan Nopember sampai bulan Maret, sedangkan musim kemarau terjadi antara bulan Mei sampai bulan Oktober. Suhu maksimum berkisar 31,9˚C sedangkan suhu udara minimum 20˚C, kelembaman udara rata-rata 81% tiap bulan, tekanan udara 1.013,8 milibar (mb) tiap bulan, kecepatan angin 15m/detik. Peyinaran matahari rata-rata 69% tiap bulan, frekwensi awan rata-rata tiap bulan untuk keadaan cerah 18 kali, berawan sebagian 28 kali.
Industri
Dalam klasifikasi perusahaan dibedakan menjadi industri besar, Industri sedang, industri kecil dan industri rumah tangga. 100 orang keatas diklasifikasikan sebagai industri besar (Perseroan Terbatas), 20-99 industri sedang, 5-19 industri kecil dan 1 sampai 4 orang industri rumah tangga.
Industri Besar sebanyak 1 unit ( PT Billy Indonesia)
Industri Menengah (belum teridentifikasi)
Industri Kecil 4 unit
Industri rumah tangga 227 unit
(Departemen Perindustrian Kabupaten Bombana)
Keadaan musim di pulau ini tidak jauh beda dengan daerah lain di Indonesia yakni musim hujan terjadi antara bulan Nopember sampai bulan Maret, sedangkan musim kemarau terjadi antara bulan Mei sampai bulan Oktober. Suhu maksimum berkisar 31,9˚C sedangkan suhu udara minimum 20˚C, kelembaman udara rata-rata 81% tiap bulan, tekanan udara 1.013,8 milibar (mb) tiap bulan, kecepatan angin 15m/detik. Peyinaran matahari rata-rata 69% tiap bulan, frekwensi awan rata-rata tiap bulan untuk keadaan cerah 18 kali, berawan sebagian 28 kali.
Industri
Dalam klasifikasi perusahaan dibedakan menjadi industri besar, Industri sedang, industri kecil dan industri rumah tangga. 100 orang keatas diklasifikasikan sebagai industri besar (Perseroan Terbatas), 20-99 industri sedang, 5-19 industri kecil dan 1 sampai 4 orang industri rumah tangga.
Industri Besar sebanyak 1 unit ( PT Billy Indonesia)
Industri Menengah (belum teridentifikasi)
Industri Kecil 4 unit
Industri rumah tangga 227 unit
(Departemen Perindustrian Kabupaten Bombana)
Bahan Galian Golongan C dan B
Dari hasil penyelidikan lapangan dengan menggunakan kaidah Geologi, maka dapat disarikan bahan galian golongan C dan B di daerah penyelidikan Pulau Kabaena adalah Bijih Nikel (Ni), Tembaga (Cu) Bijih Besi, Batugamping, Sirtu, Gabro, Oniks (batu setengah permata), batu gunung dan lain-lain.
Hasil hitungan marmer dengan menggunakan metoda Mean area yaitu dengan membuat penampang-penampang sejajar satu dengan yang lainnya dan mempergunakan rumus metode standar. Makin dekat jarak antar penampang maka akan semakin teliti perhitungannya. Hasil perhitungan cadangan tersebut adalah sebagai berikut:
- Lengora Luas cadangan 1.390.625 M², Volume cadangan 390.124.992(*) Berwarna abu-abu keputihan, putih kotor keabu-abuan, lapuk kehitaman, struktur granolous, tekstur granoblastik, kompak, komposisi mineral domonan kalsit, morfologi berupa perbukitan dengan tinggi ± 100m dengan kemiringan lereng 30˚ sampai vertikal. Banyak dijumpai rongga pada batuan ini, bahkan terdapat Gua yang berukuran lebar ± 35 m dan tinggi 10 m. Gua ini dikenal dengan nama Gua Batuburi dan telah dijadikan obyek wisata. Arah umum kekar N200˚ - 210˚E dan dip 60˚ - 70˚ dengan spasi 1 – 3 m. kekar rambut dijumpai kurang intensif.
- Batu Sangia Luas cadangan 7.296.875 m², Volume cadangan 6.414.749.657 m³(*). Berwarna segar abu-abu putih dengan ornamen coklat kemerahan, lapuk kehitaman struktur non foliasi granolous, tekstur granoblastik, kompak, komposisi mineral dominan kasit. Sering dijumpai rongga-rongga, di beberapa tempat bongkahan berukuran 5 m, tingkat pelapukan rendah, tebal soil 0 – 50 cm. vegetasi berupa hutan belukar sebagian kebun campuran berupa kopi, cengkeh dan jambu mente.
- Cadangan sirtu di pulau Kabaena dengan luas 8.656.250 m², volume 38.367.187 m³(*)
- Cadangan gabro di pulau Kabaena dengan luas 28.620.000 m², volume 105.913.470 m³(*)
*(Klasifikasi cadangan menurut Mc.Kelvey, 1973, Termasuk Tereka (Infered)
Dengan demikian maka secara umum Pulau Kabaena menyimpan Jutaan kekayaan alam, obyek wisata yang Indah, lahan pertanian yang luas, perikanan dengan jenis ikan yang variatif, peternakan dan UKM, kekayaan tersebut bila pemerintah mampu mengatur dengan serius, teliti dan tepat sasaran maka pulau ini merupakan pulau yang sangat syarat untuk mampu mensejahterakan masyarakatnya.
Tahun 2006 pulau ini mulai dilirik oleh sebagian investor karena pulau ini di perkaya dengan bijih Nikel (Ni) yang depositnya menjajikan. Tercatat 15 perusahaan yang telah mengajukan permohonan pengelolaan tambang di Pulau ini dan masing-masing status perizinan sudah pada tahap penyelidikan umum (explorasi).
Dari hasil penyelidikan lapangan dengan menggunakan kaidah Geologi, maka dapat disarikan bahan galian golongan C dan B di daerah penyelidikan Pulau Kabaena adalah Bijih Nikel (Ni), Tembaga (Cu) Bijih Besi, Batugamping, Sirtu, Gabro, Oniks (batu setengah permata), batu gunung dan lain-lain.
Hasil hitungan marmer dengan menggunakan metoda Mean area yaitu dengan membuat penampang-penampang sejajar satu dengan yang lainnya dan mempergunakan rumus metode standar. Makin dekat jarak antar penampang maka akan semakin teliti perhitungannya. Hasil perhitungan cadangan tersebut adalah sebagai berikut:
- Lengora Luas cadangan 1.390.625 M², Volume cadangan 390.124.992(*) Berwarna abu-abu keputihan, putih kotor keabu-abuan, lapuk kehitaman, struktur granolous, tekstur granoblastik, kompak, komposisi mineral domonan kalsit, morfologi berupa perbukitan dengan tinggi ± 100m dengan kemiringan lereng 30˚ sampai vertikal. Banyak dijumpai rongga pada batuan ini, bahkan terdapat Gua yang berukuran lebar ± 35 m dan tinggi 10 m. Gua ini dikenal dengan nama Gua Batuburi dan telah dijadikan obyek wisata. Arah umum kekar N200˚ - 210˚E dan dip 60˚ - 70˚ dengan spasi 1 – 3 m. kekar rambut dijumpai kurang intensif.
- Batu Sangia Luas cadangan 7.296.875 m², Volume cadangan 6.414.749.657 m³(*). Berwarna segar abu-abu putih dengan ornamen coklat kemerahan, lapuk kehitaman struktur non foliasi granolous, tekstur granoblastik, kompak, komposisi mineral dominan kasit. Sering dijumpai rongga-rongga, di beberapa tempat bongkahan berukuran 5 m, tingkat pelapukan rendah, tebal soil 0 – 50 cm. vegetasi berupa hutan belukar sebagian kebun campuran berupa kopi, cengkeh dan jambu mente.
- Cadangan sirtu di pulau Kabaena dengan luas 8.656.250 m², volume 38.367.187 m³(*)
- Cadangan gabro di pulau Kabaena dengan luas 28.620.000 m², volume 105.913.470 m³(*)
*(Klasifikasi cadangan menurut Mc.Kelvey, 1973, Termasuk Tereka (Infered)
Dengan demikian maka secara umum Pulau Kabaena menyimpan Jutaan kekayaan alam, obyek wisata yang Indah, lahan pertanian yang luas, perikanan dengan jenis ikan yang variatif, peternakan dan UKM, kekayaan tersebut bila pemerintah mampu mengatur dengan serius, teliti dan tepat sasaran maka pulau ini merupakan pulau yang sangat syarat untuk mampu mensejahterakan masyarakatnya.
Tahun 2006 pulau ini mulai dilirik oleh sebagian investor karena pulau ini di perkaya dengan bijih Nikel (Ni) yang depositnya menjajikan. Tercatat 15 perusahaan yang telah mengajukan permohonan pengelolaan tambang di Pulau ini dan masing-masing status perizinan sudah pada tahap penyelidikan umum (explorasi).
nice posting :)
ReplyDelete